Analisis Komprehensif Laporan Keuangan BUM Desa
Evaluasi mendalam terhadap kinerja finansial enam BUM Desa di Jawa Timur JUARA TAHUN 2025
disusun oleh Kurniawan, SE., Ak., CA. M. Ak., CMA., CIBA., CIAP
Lihat Ringkasan
Gambaran Umum Objek Kajian
Kajian ini menganalisis laporan keuangan dari enam BUM Desa di Jawa Timur yang mewakili berbagai skala operasi dan tingkat kematangan bisnis. Periode analisis mencakup tahun buku 2022 hingga 2024, dengan fokus pada tren kinerja finansial, kesehatan keuangan, dan tingkat kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
Objek kajian meliputi BUM Desa Sejahtera Tembalang (Blitar), Cipta Sejahtera Yosowilangun (Gresik), Suwaluh Mandiri Sejahtera (Sidoarjo), Sumbreng Prima (Munjungan), Sumber Sejahtera (Malang), dan Unit Usaha BUM Desa Kabatren Sejahtera Kemantren (Gedeg).

Setiap BUM Desa memiliki karakteristik unik dengan fokus usaha yang berbeda, mulai dari sektor pariwisata, pengelolaan air bersih, hingga layanan digital dan pengelolaan sampah. Keberagaman ini memberikan perspektif komprehensif tentang dinamika keuangan BUM Desa di Indonesia.
BUM Desa Sejahtera Tembalang: Fokus Wisata dengan Kinerja Finansial Kuat
Total Aset
2022: Rp 134,1 juta
2023: Rp 153,9 juta
2024: Rp 166,08 juta
Pertumbuhan konsisten 23,8% selama tiga tahun
Pendapatan Usaha
2022: Rp 98,3 juta
2023: Rp 106,5 juta
2024: Rp 199,5 juta
Lonjakan 87,3% di tahun 2024
Kewajiban
2022: Rp 6,2 juta
2023: Rp 0
2024: Rp 0
Pelunasan sempurna sejak 2023
BUM Desa Sejahtera Tembalang yang mengoperasikan Unit Usaha Wisata Vialor menunjukkan kinerja finansial yang sangat solid. Meskipun mengalami penurunan laba drastis di tahun 2023 menjadi hanya Rp 9,97 juta akibat lonjakan beban usaha, entitas ini berhasil pulih dengan spektakuler di tahun 2024 dengan laba sebelum bagi hasil mencapai Rp 47,08 juta.
Keunggulan utama BUM Desa ini terletak pada struktur permodalan yang sangat sehat tanpa beban kewajiban sejak tahun 2023. Pertumbuhan aset tetap yang konsisten, terutama dalam bentuk Peralatan dan Mesin untuk mendukung operasional wisata, menunjukkan komitmen terhadap pengembangan jangka panjang.
Visualisasi Tren Keuangan BUM Desa Sejahtera Tembalang
Grafik di atas mengilustrasikan dinamika keuangan BUM Desa Sejahtera Tembalang selama periode tiga tahun. Terlihat jelas bahwa meskipun total aset tumbuh secara konsisten, laba mengalami fluktuasi signifikan dengan titik terendah di tahun 2023 sebelum mengalami pemulihan yang mengesankan di tahun 2024, seiring dengan peningkatan pendapatan usaha yang hampir dua kali lipat.
BUM Desa Cipta Sejahtera Yosowilangun: Diversifikasi dengan Tantangan Efisiensi
Portofolio Unit Usaha yang Beragam
BUM Desa Cipta Sejahtera Yosowilangun di Gresik mengoperasikan sembilan unit usaha berbeda, mencakup Divisi Modal Usaha, HIPPAM (air bersih), Reklame, Kardus, Stand, Catering, Service AC, Pembayaran Online, dan Pengelolaan Sampah. Diversifikasi ini memberikan stabilitas pendapatan namun juga menimbulkan kompleksitas operasional.
  • Total aktiva tumbuh dari Rp 956,3 juta (2023) menjadi Rp 1,1 miliar (2024)
  • Modal akhir meningkat dari Rp 601,3 juta menjadi Rp 658,0 juta
  • Kewajiban menurun dari Rp 254,8 juta menjadi Rp 196,9 juta

Perhatian Khusus: Terdapat kejanggalan dalam Laporan Perubahan Modal dimana Inventaris/Asset sebesar Rp 711 juta dicantumkan sebagai pengurang dan sekaligus penambah modal/ekuitas akhir, yang mengindikasikan perlunya revisi metodologi pencatatan.
Meskipun laba bersih mengalami peningkatan positif dari Rp 60,6 juta (2023) menjadi Rp 87,7 juta (2024), terdapat sinyal peringatan berupa peningkatan biaya operasional yang hampir dua kali lipat dari Rp 60,5 juta menjadi Rp 115,7 juta. Efisiensi operasional menjadi tantangan utama untuk mempertahankan pertumbuhan profitabilitas.
Perbandingan Kinerja Keuangan Utama
87.7jt
Laba Bersih Cipta Sejahtera 2024
Peningkatan 44,7% dari tahun sebelumnya
711jt
Aset Tetap/Inventaris
Dominasi 65% dari total aktiva
91%
Peningkatan Biaya Operasional
Tantangan efisiensi utama
Analisis mendalam menunjukkan bahwa meskipun BUM Desa Cipta Sejahtera Yosowilangun berhasil meningkatkan profitabilitas, terdapat ketidakseimbangan antara pertumbuhan pendapatan dan peningkatan beban operasional. Struktur aset yang didominasi oleh aset tetap (Rp 711 juta dari total Rp 1,1 miliar) mengindikasikan modal yang terikat dalam investasi jangka panjang, yang berpotensi mengurangi fleksibilitas keuangan jangka pendek.
BUM Desa Suwaluh Mandiri Sejahtera: Pertumbuhan Masif dengan Dukungan Masyarakat
1
2022: Fondasi Kuat
Total Aset: Rp 743,5 juta
Modal Masyarakat: Rp 133,5 juta
Laba Bersih: Rp 70,08 juta
2
2023: Ekspansi Besar
Total Aset: Rp 1,89 miliar (↑154%)
Modal Masyarakat: Rp 1,08 miliar (↑709%)
Laba Bersih: Rp 49,5 juta
3
2024: Puncak Kinerja
Total Aset: Rp 2,74 miliar (↑45%)
Modal Masyarakat: Rp 1,83 miliar (↑69%)
Laba Bersih: Rp 179,4 juta (↑262%)
BUM Desa Suwaluh Mandiri Sejahtera di Sidoarjo mencatat pencapaian luar biasa dengan pertumbuhan total aset hampir 270% dalam dua tahun, didorong oleh investasi besar-besaran dalam proyek wisata (mini waterpark) dan Pamsimas 3. Yang paling mengesankan adalah lonjakan Penyertaan Modal Masyarakat yang mencapai Rp 1,83 miliar di tahun 2024, menunjukkan tingkat kepercayaan publik yang sangat tinggi.
Unit usaha BUM Desa ini mencakup Pamsimas (air bersih), Gedung Serbaguna, Bumdesmart (retail), Kredit Usaha Desa, dan yang terbaru adalah pengembangan Wisata dengan fasilitas mini waterpark. Diversifikasi ini memberikan multiple revenue streams yang menopang pertumbuhan.
Namun, pengawas mencatat adanya pembengkakan biaya saat pembangunan mini waterpark, yang menjadi pembelajaran penting tentang pentingnya perencanaan dan pengawasan proyek. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai piutang tak tertagih di Unit Simpan Pinjam dan kesulitan merekrut SDM berkualitas karena kompensasi di bawah UMR.
Komposisi Modal BUM Desa Suwaluh Mandiri Sejahtera
Grafik donut di atas menunjukkan komposisi modal BUM Desa Suwaluh Mandiri Sejahtera tahun 2024. Terlihat jelas bahwa Modal Masyarakat mendominasi struktur permodalan dengan kontribusi mencapai 67% dari total ekuitas. Fenomena ini mencerminkan model kepemilikan partisipatif yang sukses, dimana warga desa tidak hanya menjadi pengguna layanan tetapi juga investor yang berkepentingan langsung terhadap kesuksesan BUM Desa.
Pertumbuhan Modal Masyarakat yang eksponensial dari Rp 133,5 juta (2022) menjadi Rp 1,83 miliar (2024) merupakan indikator kuat tentang kepercayaan publik dan keberhasilan program sosialisasi kepemilikan saham kepada masyarakat desa.
BUM Desa Sumbreng Prima: Tantangan Efisiensi Operasional
Tren Aset dan Likuiditas
Total aset tumbuh stabil dari Rp 693,6 juta (2022) menjadi Rp 793,1 juta (2024). Aset lancar yang tinggi (Rp 635,1 juta di 2024) memberikan rasio likuiditas sangat kuat sebesar 74,3.
Masalah Laba Operasional
Laba operasional konsisten negatif dan memburuk: (Rp 21,9 juta) di 2022, (Rp 42,1 juta) di 2023, hingga (Rp 53,5 juta) di 2024. Pendapatan operasional tidak mampu menutupi beban operasional.
Penyelamatan oleh Pendapatan Lain-Lain
Laba bersih yang masih positif (Rp 147,9 juta di 2024) sepenuhnya bergantung pada pendapatan non-operasional seperti sewa, jasa, dan retribusi pasar.

Temuan Kritis: BUM Desa Sumbreng Prima mengalami paradoks finansial dimana likuiditas sangat kuat namun operasi inti tidak efisien. Model bisnis yang bergantung pada pendapatan non-operasional menimbulkan kerentanan jangka panjang.
Analisis mendalam terhadap BUM Desa Sumbreng Prima di Munjungan mengungkapkan ketidakseimbangan fundamental antara kinerja operasional dan finansial. Meskipun memiliki posisi kas yang sangat kuat dengan piutang besar (Rp 457 juta di 2024), BUM Desa ini menghadapi tantangan serius dalam efisiensi operasional inti.
Laba kotor yang terus menurun dari Rp 21,45 juta (2022) menjadi tidak terdefinisi di 2024 (tersirat negatif) menandakan bahwa marjin kotor dari aktivitas penjualan barang telah tererosi. Beban operasional yang mencakup gaji, penyusutan, dan administrasi terus meningkat tanpa diimbangi pertumbuhan pendapatan operasional yang proporsional.
Struktur Pendapatan BUM Desa Sumbreng Prima
Pendapatan Operasional (Menurun)
  • Penjualan Barang: Marjin kotor terus menyusut
  • Beban Usaha: Meningkat tidak terkendali
  • Hasil: Laba operasional negatif (Rp 53,5 juta) di 2024
Komponen operasional inti menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dimana pendapatan dari penjualan barang tidak mampu menutupi biaya langsung dan overhead operasional.
Pendapatan Non-Operasional (Penyelamat)
  • Penyediaan Jasa: Kontribusi stabil
  • Sewa Fasilitas: Pendapatan pasif konsisten
  • Retribusi Pasar: Sumber pendapatan utama
Pendapatan lain-lain menjadi penopang utama yang menghasilkan laba bersih positif Rp 147,9 juta di tahun 2024, meskipun dengan tren menurun dari tahun sebelumnya.
Ketergantungan berlebihan pada pendapatan non-operasional menciptakan model bisnis yang rentan. Jika terjadi penurunan pendapatan dari sewa atau retribusi pasar, BUM Desa ini akan menghadapi risiko kerugian bersih mengingat operasi intinya sudah merugi. Restrukturisasi operasional dan peningkatan efisiensi menjadi prioritas mendesak untuk keberlanjutan jangka panjang.
BUM Desa Sumber Sejahtera: Skala Besar dengan Fluktuasi Laba
BUM Desa Sumber Sejahtera di Malang mewakili model BUM Desa berskala besar dengan kompleksitas operasional tinggi. Penyertaan Modal Desa yang mencapai Rp 4,26 miliar di tahun 2024 menunjukkan komitmen pemerintah desa yang sangat besar terhadap pengembangan badan usaha ini.
Namun, penurunan laba yang drastis di tahun 2024 menjadi sinyal peringatan yang memerlukan investigasi mendalam. Pengawas mencatat bahwa permodalan mengalami penurunan drastis karena pendapatan menurun dari tahun sebelumnya, yang mengindikasikan adanya tantangan operasional atau perubahan kondisi pasar yang mempengaruhi kinerja.
Perbandingan Laba BUM Desa Sumber Sejahtera
Visualisasi di atas menggambarkan kontras tajam antara kinerja tahun 2023 dan 2024. Penurunan laba yang drastis terjadi bersamaan dengan peningkatan aset lancar yang signifikan, yang mungkin mengindikasikan strategi persiapan untuk ekspansi masa depan atau respons terhadap perubahan kondisi operasional.
Meskipun laba menurun, struktur keuangan tetap kuat dengan tidak adanya kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, yang memberikan fleksibilitas finansial untuk manuver strategis. Pengawas merekomendasikan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas operasional dan strategi penetrasi pasar untuk memulihkan tingkat profitabilitas.
BUM Desa Kabatren Sejahtera Kemantren: Kontras Unit Usaha yang Ekstrem
Internet Desa: Mesin Laba
Pertumbuhan eksponensial: Rp 58,7 juta (2023) → Rp 195,9 juta (2024) → Rp 243,8 juta (Q1 2025). Peningkatan 234% dalam 15 bulan. Unit ini menjadi cash cow yang menyelamatkan BUM Desa.
Pengolahan Sampah: Fluktuatif
Laba Rp 27,6 juta (2024) namun merugi (Rp 9,26 juta) di Q1 2025. Volatilitas tinggi mengindikasikan tantangan operasional dan model bisnis yang belum stabil.
Pelayanan Sampah: Rentan
Rugi (Rp 6,59 juta) di 2023, laba Rp 7,25 juta di 2024, rugi lagi (Rp 724.800) di Q1 2025. Diselamatkan oleh Pendapatan Lain-Lain karena laba operasional negatif (Rp -2,7 juta).

Temuan Kritis: Laporan Neraca unit Olah Sampah dan Internet Desa dinyatakan TIDAK BALANCE, menunjukkan masalah fundamental dalam sistem pencatatan akuntansi yang memerlukan perbaikan mendesak untuk menjaga akuntabilitas dan kepercayaan stakeholder.
BUM Desa Kabatren Sejahtera Kemantren di Gedeg menunjukkan disparitas kinerja yang sangat ekstrem antar unit usaha. Unit Internet Desa berkembang pesat dengan margin laba yang tinggi, sementara kedua unit sampah berjuang untuk mencapai efisiensi operasional.
Penilaian Kesehatan Keuangan Komparatif
100%
Tembalang
Sangat Sehat - Likuiditas sangat kuat, profitabilitas tinggi, tanpa kewajiban
85%
Cipta Sejahtera
Sehat - Likuiditas kuat (5.58), namun modal terikat di aset tetap
95%
Suwaluh
Sangat Sehat - Likuiditas 3.52, profitabilitas 35%, pertumbuhan masif
45%
Sumbreng Prima
Rentan - Likuiditas 74.3 (sangat tinggi) namun laba operasional selalu negatif
100%
Sumber Sejahtera
Sangat Sehat - Skala besar, tanpa kewajiban, meski laba menurun
70%
Kabatren (Internet)
Sehat (Laba) - Profitabilitas sangat tinggi, namun laporan tidak balance
Penilaian kesehatan keuangan dilakukan berdasarkan dua indikator utama: Rasio Likuiditas (kemampuan membayar kewajiban jangka pendek) dan Rasio Profitabilitas (kemampuan menghasilkan laba dari operasi). Hasil analisis menunjukkan spektrum yang luas, dari BUM Desa dengan kesehatan finansial sangat kuat hingga yang menghadapi tantangan efisiensi operasional serius.
Tembalang, Suwaluh, dan Sumber Sejahtera berada di kategori "Sangat Sehat" dengan karakteristik common berupa minimnya atau tidak adanya kewajiban, yang memberikan fleksibilitas finansial maksimal. Sementara itu, Sumbreng Prima meskipun memiliki likuiditas sangat tinggi, dikategorikan "Rentan" karena ketergantungan pada pendapatan non-operasional.
Analisis SWOT: Kekuatan dan Kelemahan Finansial
Kekuatan (Strengths)
Struktur Modal Sehat
Tembalang dan Sumber Sejahtera tidak memiliki kewajiban sama sekali di tahun 2024, memberikan fleksibilitas finansial maksimal.
Diversifikasi Pendapatan
Cipta Sejahtera dengan 9 unit usaha dan Suwaluh dengan portfolio beragam menciptakan multiple revenue streams yang stabil.
Partisipasi Masyarakat
Modal masyarakat Suwaluh mencapai Rp 1,83 miliar, menunjukkan kepercayaan publik yang sangat tinggi.
Unit Mesin Laba
Internet Desa Kabatren dengan laba Rp 195,9 juta dan pertumbuhan 234% menjadi cash cow yang menyelamatkan.
Kelemahan (Weaknesses)
Inkonsistensi Pencatatan
Tembalang dan Sumber Sejahtera belum menerapkan penyusutan aset secara konsisten; Kabatren memiliki neraca yang tidak balance.
Efisiensi Operasional
Sumbreng Prima memiliki laba operasional negatif konsisten; Cipta Sejahtera mengalami lonjakan biaya operasional 91%.
Aset Produktif Rendah
Cipta Sejahtera hanya 10% modal desa yang produktif, sebagian besar terikat di aset tetap.
Risiko Kredit
Suwaluh menghadapi piutang tak tertagih di Simpan Pinjam; Sumbreng Prima memiliki piutang Rp 457 juta.
Peluang dan Ancaman Strategis
Peluang (Opportunities)
  • Ekspansi Wisata: Tembalang dapat menambah wahana water boom dan outbound dengan dukungan pengawas
  • Pasar Internet: Kabatren dapat mengembangkan unit Internet Desa yang masih memiliki potensi penetrasi pasar besar
  • Pamsimas 3: Suwaluh dapat memaksimalkan unit air bersih di perumahan dengan penambahan Sambungan Rumah (SR)
  • Efisiensi Sumbreng: Pemanfaatan modal desa tambahan Rp 50 juta untuk restrukturisasi operasional
Ancaman (Threats)
  • Persaingan Wisata: Fluktuasi laba Tembalang di 2023 menunjukkan sensitivitas terhadap kompetisi
  • Beban Bunga: Cipta Sejahtera memiliki hutang BMT dan Mobil yang menambah beban finansial
  • Pembengkakan Biaya: Suwaluh mengalami pembengkakan biaya pembangunan mini waterpark yang tidak terencana
  • Ketergantungan Pendapatan: Sumbreng Prima sangat rentan jika pendapatan sewa/retribusi menurun
Analisis SWOT mengungkapkan bahwa sebagian besar BUM Desa memiliki fondasi keuangan yang solid namun menghadapi tantangan eksekusi operasional. Peluang utama terletak pada ekspansi unit usaha yang sudah profitable dan perbaikan efisiensi unit yang underperforming. Ancaman terbesar datang dari internal berupa masalah tata kelola dan pencatatan, bukan dari faktor eksternal.
Kepatuhan terhadap KepmenDes PDTT No. 136 Tahun 2022
1
Struktur Laporan Lengkap (✓ Patuh Sebagian)
Sebagian besar BUM Desa, khususnya Tembalang dan Suwaluh, menyajikan komponen lengkap: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).
2
Basis Akrual (✓ Deklarasi Ada, Eksekusi Kurang)
Tembalang secara eksplisit menyatakan menggunakan basis akrual dimana pendapatan dan beban diakui saat terjadi. Namun, inkonsistensi pencatatan penyusutan menunjukkan implementasi belum sempurna.
3
Penyusutan Aset Tetap (✗ Tidak Konsisten)
Tembalang (2022-2024) dan Sumber Sejahtera (2024) secara eksplisit mengakui belum menerapkan pencatatan penyusutan aset tetap secara konsisten, yang merupakan pelanggaran langsung terhadap kebijakan akuntansi pokok.
4
Keseimbangan Neraca (✗ Masalah Serius)
Laporan Neraca unit Olah Sampah dan Internet Desa BUM Desa Kabatren dinyatakan TIDAK BALANCE, menunjukkan masalah fundamental dalam sistem pencatatan dan pelanggaran prinsip dasar akuntansi.
5
Transparansi dan Akuntabilitas (△ Perlu Perbaikan)
Meskipun laporan disusun dan dipublikasikan, status tidak balance dan inkonsistensi pencatatan mengurangi tingkat akuntabilitas dan transparansi yang diharapkan oleh regulasi.
Evaluasi kepatuhan menunjukkan bahwa BUM Desa telah mengadopsi format pelaporan standar namun masih dalam tahap transisi menuju implementasi penuh prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam KepmenDes PDTT No. 136 Tahun 2022. Gap antara deklarasi formal dan praktik aktual menjadi area prioritas untuk perbaikan.
Rekomendasi Strategis untuk Perbaikan Keuangan
01
Perbaikan Sistem Pencatatan dan Akuntansi
Implementasi sistem akuntansi terkomputerisasi untuk memastikan konsistensi pencatatan penyusutan aset tetap (Tembalang, Sumber Sejahtera) dan menyelesaikan masalah neraca yang tidak balance (Kabatren). Pelatihan intensif bagi staf keuangan tentang standar akuntansi BUM Desa.
02
Restrukturisasi Operasional Unit yang Underperforming
Sumbreng Prima harus melakukan audit menyeluruh terhadap struktur biaya operasional untuk mengatasi laba operasional negatif yang konsisten. Unit Sampah di Kabatren perlu evaluasi kelayakan bisnis atau subsidi silang dari unit Internet Desa yang profitable.
03
Peningkatan Efisiensi dan Kontrol Biaya
Cipta Sejahtera harus mengendalikan lonjakan biaya operasional yang meningkat 91% tanpa pertumbuhan pendapatan proporsional. Suwaluh perlu memperkuat pengawasan proyek untuk menghindari pembengkakan biaya seperti yang terjadi pada pembangunan mini waterpark.
04
Optimalisasi Aset Produktif
Cipta Sejahtera dengan 65% aset berupa inventaris tetap perlu strategi untuk meningkatkan rasio aset produktif. Diversifikasi investasi atau monetisasi aset idle dapat meningkatkan return on assets.
05
Penguatan Manajemen Piutang
Suwaluh dan Sumbreng Prima dengan piutang besar harus mengimplementasikan sistem penagihan yang lebih agresif dan kebijakan kredit yang lebih ketat untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
06
Transparansi dan Pelaporan Berkala
Semua BUM Desa harus menerbitkan laporan keuangan triwulanan yang dapat diakses publik, termasuk Buku Bank (mutasi dan saldo riil) untuk meningkatkan transparansi kepada stakeholder dan investor masyarakat.
Model Terbaik dan Pembelajaran Antar BUM Desa
Praktik Terbaik yang Dapat Direplikasi
Model Suwaluh: Strategi mobilisasi modal masyarakat yang berhasil meningkatkan penyertaan dari Rp 133,5 juta menjadi Rp 1,83 miliar dalam dua tahun. Program sosialisasi kepemilikan saham yang efektif menciptakan sense of ownership dan kepercayaan publik tinggi.
Model Kabatren (Internet Desa): Fokus pada unit usaha dengan margin tinggi dan pertumbuhan eksponensial. Laba Rp 195,9 juta dengan peningkatan 234% menunjukkan pentingnya identifikasi dan pengembangan unit cash cow.
Model Tembalang: Manajemen kewajiban yang sangat baik dengan pelunasan total sejak 2023. Struktur finansial tanpa beban hutang memberikan fleksibilitas maksimal untuk ekspansi dan investasi.

Pembelajaran 1: Diversifikasi dengan Fokus
Cipta Sejahtera dan Suwaluh menunjukkan bahwa diversifikasi unit usaha menciptakan stabilitas, namun harus diimbangi dengan fokus pada efisiensi setiap unit.
Pembelajaran 2: Bahaya Ketergantungan
Sumbreng Prima mengajarkan risiko ketergantungan pada sumber pendapatan non-operasional yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Pembelajaran 3: Pentingnya Tata Kelola
Masalah neraca tidak balance di Kabatren menunjukkan bahwa pertumbuhan tanpa tata kelola keuangan yang baik menimbulkan risiko reputasi dan legal.
Sharing best practice antar BUM Desa melalui forum koordinasi regional dapat mempercepat pembelajaran kolektif. Sumber Sejahtera dengan status "Maju" dapat menjadi mentor bagi BUM Desa lain dalam hal skalabilitas operasi, sementara Kabatren dapat berbagi strategi pengembangan unit Internet Desa yang sukses.
Kesimpulan dan Outlook Masa Depan
Kesehatan Finansial yang Beragam
Dari enam BUM Desa yang dikaji, tiga (Tembalang, Suwaluh, Sumber Sejahtera) berada dalam kategori "Sangat Sehat" dengan struktur permodalan kuat dan profitabilitas positif. Dua BUM Desa (Cipta Sejahtera, Kabatren) dalam kategori "Sehat" dengan beberapa area perbaikan. Satu BUM Desa (Sumbreng Prima) dikategorikan "Rentan" karena ketergantungan pada pendapatan non-operasional.
Kepatuhan Parsial terhadap Regulasi
Meskipun struktur laporan telah mengikuti KepmenDes PDTT No. 136 Tahun 2022, implementasi prinsip akuntansi fundamental seperti pencatatan penyusutan dan keseimbangan neraca masih menjadi tantangan. Perbaikan sistem dan kapasitas SDM keuangan menjadi prioritas mendesak.
Potensi Pertumbuhan Signifikan
Model sukses seperti mobilisasi modal masyarakat (Suwaluh) dan pengembangan unit digital (Kabatren) menunjukkan potensi besar BUM Desa sebagai motor ekonomi desa. Dengan perbaikan tata kelola dan efisiensi operasional, proyeksi pertumbuhan ke depan sangat optimis.
"Masa depan BUM Desa tidak hanya ditentukan oleh besarnya modal atau aset, tetapi oleh kemampuan mengelola keuangan dengan transparan, efisien, dan akuntabel. Pembelajaran dari enam BUM Desa ini memberikan peta jalan yang jelas untuk pengembangan berkelanjutan."
Analisis komprehensif ini mengungkapkan bahwa BUM Desa di Jawa Timur telah mencapai tingkat kematangan yang beragam, dengan beberapa entitas menunjukkan kinerja kelas dunia sementara yang lain masih memerlukan perbaikan fundamental. Kunci kesuksesan ke depan terletak pada tiga pilar: transparansi finansial, efisiensi operasional, dan inovasi berkelanjutan.
Dengan dukungan regulasi yang jelas (KepmenDes PDTT No. 136/2022), peningkatan kapasitas SDM, dan sharing best practice antar BUM Desa, outlook jangka panjang sangat positif. BUM Desa memiliki potensi untuk menjadi tulang punggung ekonomi desa yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.